Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sekadau Jadi Fokus Riset ITKK


LANDAK POST - 
Sekadau, 13 November 2024 – Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) menggelar diskusi dengan sejumlah stakeholder pemerintah daerah Kabupaten Sekadau untuk membahas hasil penelitian mengenai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) daerah tersebut. 

Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS), Bapeda, serta Dinas Kesehatan ini, bertujuan untuk mengkaji akar permasalahan yang menyebabkan rendahnya IPM Kabupaten Sekadau.

Rektor ITKK, Dr. Stefanus Masiun, dalam sambutannya menjelaskan bahwa penelitian ini merupakan bagian dari komitmen kampus terhadap Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 

Penelitian ini juga didorong oleh hibah yang diterima dari Provinsi Kalimantan Barat, dengan fokus utama pada pengidentifikasian akar masalah yang mempengaruhi IPM Kabupaten Sekadau, yang kini berada di posisi terendah kedua di Kalimantan Barat, setelah Kayong Utara.

Kontribusi perguruan tinggi

“Dengan hadirnya ITKK di Kabupaten Sekadau, kami berharap bisa memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Seperti yang disampaikan oleh Ibu Laila dua tahun lalu, ITKK yang baru memiliki mahasiswa ini akan memberikan kontribusi positif setelah wisuda pertama pada Oktober 2025,” jelas Dr. Masiun.

Hadir dalam pertemuan tersebut Ridi dari Dinas Sosial, Eli, Haris dan Iman dari Badan Pusat Statistik (BPS), serta perwakilan dari Bapeda dan Dinas Kesehatan. Beberapa pihak yang diundang seperti Dinas Pendidikan dan BPKSDM tidak dapat hadir karena rapat terkait tugas masing-masing.

Peneliti utama dalam proyek ini, Masri Sareb Putra, dalam presentasinya menjelaskan bahwa IPM mencakup berbagai aspek seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan ekonomi yang secara keseluruhan berujung pada kesejahteraan sosial. 

Menurut Masri, peningkatan IPM di Kabupaten Sekadau memerlukan penanganan yang komprehensif terhadap indikator-indikator tersebut. Salah satunya adalah dengan meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan yang merata, serta mendorong perekonomian yang lebih inklusif.

Perbandingan IPM

Masri juga menyoroti hasil perbandingan dengan Kabupaten Bojonegoro di Jawa Timur, yang memiliki IPM yang lebih baik berkat pembangunan infrastruktur yang merata. Sebagai contoh, pembangunan pasar dan fasilitas pendidikan yang mudah diakses di setiap kecamatan menjadi kunci peningkatan kualitas hidup di sana.

Salah satu masalah yang disoroti dalam diskusi ini adalah angka putus sekolah yang cukup tinggi di Kabupaten Sekadau, terutama pada tingkat SD dan SMP. Menurut data terbaru, hampir 30% anak-anak usia sekolah di Kabupaten Sekadau tidak melanjutkan pendidikan mereka. Ini menjadi faktor penyebab rendahnya angka harapan lama sekolah, yang berkontribusi pada rendahnya IPM.

Selain itu, Masri mengungkapkan bahwa akses pasar yang terbatas juga mempengaruhi daya beli masyarakat di Sekadau. “Banyak petani sawit yang sebenarnya memiliki potensi ekonomi yang cukup, namun terkendala oleh kurangnya akses ke pasar. Pemerintah daerah perlu fokus pada pembukaan pasar-pasar baru di kecamatan-kecamatan agar masyarakat dapat memanfaatkan hasil pertanian mereka secara maksimal,” ujarnya.

Tantangan lain yang dihadapi Kabupaten Sekadau adalah rendahnya tingkat kepemilikan asuransi kesehatan. Berdasarkan data dari BPS, hanya sekitar 28% penduduk yang memiliki BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran), jauh lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Kalimantan Barat.

Ketimpangan ekonomi

Ridi dari Dinas Sosial turut menambahkan bahwa permasalahan ketimpangan ekonomi di Sekadau juga harus menjadi perhatian utama. “Kesenjangan ekonomi terlihat jelas, di mana sebagian orang kaya dengan kebun sawit, namun banyak pula yang hidup dalam kemiskinan. Hal ini memerlukan perhatian terhadap pemberdayaan masyarakat, agar potensi ekonomi dapat dinikmati secara merata,” ungkapnya.

Dengan adanya proses dan intervensi, maka tinggal 3,2 poin lagi IPM Kabupaten Sekadau akan masuk ke kategori : Tinggi.

Sebagai langkah lanjutan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang berguna bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan untuk meningkatkan IPM Kabupaten Sekadau. 

Akar masalah dan solusi

Para peneliti dari ITKK (Stefanus Masiun, Masri Sareb Putra, Adil Bertus, dan Laurensius Tobing) berencana untuk mengumpulkan lebih banyak data melalui kuesioner, diskusi kelompok terfokus (FGD), dan observasi lapangan, dengan tujuan untuk menghasilkan publikasi pada Desember 2024.

Dengan adanya riset ini, ITKK berharap dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya peningkatan IPM di Kabupaten Sekadau, serta mendorong kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam pembangunan daerah.

Para peneliti bukan hanya menemukan akar masalah dan keterkaitan antar-komponen IPM, namun juga berusaha memberikan Rekomendasi bagi peningkatan IPM Kabupaten Sekadau. Pada ketika ini, IPM Kabupaten terendah kedua di kabupaten/kota Provinsi Kalimantan Barat (di kategori: Sedang dengan angka 66,83). 

Dengan adanya proses dan intervensi, maka tinggal 3,2 poin lagi Kabupaten Sekadau akan masuk ke kategori : Tinggi.

Apa bentuk proses dan intervensi bagi akselerasi peningkatan IPM Sekadau, diberikan Tim Peneliti dalam Rekomendasi Laporan Penelitian yang dapat dijadikan acuan dan dasar bagi pengambilan keputusan.

-- Apai Deraman

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url