Rabies

Hati-hati dengan anjing yang sakit.
Rabies dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran anjing yang terinfeksi. Ilustrasi: AI.

Oleh dr.H. Makmun Murod

Rabies adalah penyakit yang hampir tidak ada obatnya. Penyakit ini menular melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi virus rabies, terutama anjing. 

Sebagian besar kita mungkin hanya mendengar tentang rabies dalam berita atau cerita-cerita menakutkan, tetapi kenyataannya, rabies adalah ancaman nyata yang bisa datang dari hewan peliharaan kita sendiri. 

Baca Pemerintah Kabupaten Landak Tetapkan Status Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies

Virus rabies, begitu menginfeksi tubuh, langsung menyerang sistem saraf pusat dan bergerak cepat menuju otak, tempat di mana ia mulai merusak sel-sel saraf, merusak fungsi tubuh, dan pada akhirnya menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.

Rabies dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran anjing yang terinfeksi. Virus ini ditemukan dalam air liur hewan yang terinfeksi. Ketika anjing tersebut menggigit, air liur yang mengandung virus akan masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka atau cakaran.

 Kecepatan penularan virus ini membuatnya sangat berbahaya. Begitu masuk ke dalam tubuh, virus rabies akan menyebar ke sistem saraf, merambat naik melalui saraf perifer menuju otak. Jika tidak segera mendapatkan pengobatan, virus ini bisa menyebabkan kegagalan sistem saraf dan berujung pada kematian.

Namun yang paling menakutkan bukan hanya proses penularannya, melainkan betapa cepatnya penyakit ini berkembang setelah gigitan. Rabies adalah salah satu virus yang menyerang tubuh manusia dengan cara yang sangat mematikan. 

Baca Potret Penduduk Kabupaten Landak dan Tingkat Pendidikannya

Dalam waktu singkat, gejala awal seperti demam, sakit kepala, dan rasa tidak nyaman akan berkembang menjadi gejala yang jauh lebih serius: kebingungan mental, kelumpuhan, kejang-kejang, hingga gangguan pada sistem pernapasan. 

Salah satu gejala yang sangat mencolok adalah ketakutan terhadap cahaya, atau fotofobia. Kenapa orang yang terkena rabies bisa begitu takut pada cahaya? 

Virus rabies menyerang bagian otak yang mengendalikan penglihatan dan respons terhadap rangsangan luar. Pada tingkat tertentu, otak penderita kehilangan kemampuannya untuk memproses informasi dengan benar, menyebabkan gangguan dalam cara mereka merespons rangsangan seperti cahaya atau suara. Cahaya menjadi sesuatu yang mengganggu dan menambah rasa sakit yang mereka alami, bahkan mengarah pada perasaan cemas yang luar biasa.

Rabies, walaupun sangat menakutkan, sering kali tidak terlihat pada awalnya. Kita tidak langsung menyadari bahwa anjing yang kita dekati atau bahkan pelihara memiliki virus tersebut. Mengapa anjing yang terinfeksi rabies menggigit manusia? Ada penjelasan yang lebih dalam mengenai hal ini. 

Virus rabies mempengaruhi perilaku hewan yang terinfeksi dengan cara yang sangat drastis. Ketika virus menyerang otak anjing, ia menyebabkan perubahan perilaku yang membuat hewan ini menjadi lebih agresif, gelisah, bahkan bingung. Anjing yang biasanya tenang, bahkan sangat jinak, bisa berubah menjadi agresif, menyerang siapa saja yang ada di dekatnya. Itulah sebabnya anjing rabies sering kali menggigit manusia atau hewan lain, meskipun sebelumnya mereka tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan.

Baca Sungai Landak dengan Potensi Sumber Dayanya bagi Masyarakat

Ciri-ciri anjing yang terinfeksi rabies cukup mudah dikenali, meski tidak selalu jelas pada tahap awal. 

Pada tahap awal, anjing akan tampak gelisah, tidak biasa, dan mudah terprovokasi. Anjing yang sakit ini akan mengeluarkan air liur yang berlebihan, dan ada kemungkinan  tidak bisa menelan makanan atau minuman dengan normal. 

Pada tahap lanjut, anjing yang sakit ini bisa menunjukkan perilaku agresif yang tidak terkendali, bahkan menjadi sangat tidak responsif terhadap perintah atau lingkungan sekitarnya. Dalam kasus-kasus ekstrem, anjing yang terinfeksi rabies dapat mati setelah beberapa hari menunjukkan gejala-gejala tersebut.

Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari wabah rabies ini? 

Pesan moral yang dapat diambil sangat sederhana, namun penting: kita harus berhati-hati dengan hewan peliharaan kita, dan sangat berhati-hati terhadap hewan liar yang mungkin kita temui di sekitar kita. Pemerintah, bersama dengan masyarakat, harus segera mengambil langkah-langkah preventif untuk mengatasi penyebaran virus ini. Seperti yang telah dilakukan Pemkab Landak, vaksinasi massal pada hewan peliharaan seperti anjing dan kucing adalah langkah yang sangat tepat untuk mencegah penyebaran rabies. Selain itu, masyarakat juga harus diberi edukasi tentang bagaimana mengenali gejala rabies pada hewan, serta pentingnya vaksinasi pada hewan peliharaan. Dengan kesadaran bersama, kita bisa memutus rantai penyebaran penyakit mematikan ini.

Namun, di luar segala upaya pencegahan itu, kita juga harus belajar untuk menjaga jarak dengan hewan yang tidak kita kenal, terutama jika mereka menunjukkan gejala-gejala yang mencurigakan. Dalam hal ini, vaksinasi dan pengetahuan adalah dua hal yang saling berhubungan. Pendidikan masyarakat menjadi kunci utama untuk membentuk kesadaran dan memastikan langkah-langkah pencegahan dilakukan dengan benar. Rabies bukanlah penyakit yang harus dianggap sepele, sebab penanggulangan yang lambat hanya akan berujung pada korban jiwa yang dapat dicegah. Kita, sebagai bagian dari masyarakat, memiliki tanggung jawab untuk menjaga diri, keluarga, dan lingkungan sekitar kita dari ancaman penyakit ini.

Pada akhirnya, rabies adalah penyakit yang memperlihatkan betapa rapuhnya manusia di hadapan kekuatan alam dan virus yang tidak terlihat. Tetapi melalui tindakan preventif yang tepat, kita bisa mengurangi angka kematian yang diakibatkan oleh rabies dan mencegahnya menyebar lebih jauh lagi. Vaksinasi bukan hanya untuk hewan, tetapi juga untuk keselamatan manusia. Kita harus memastikan agar penyakit ini tidak berkembang lebih jauh, karena nyawa manusia lebih berharga daripada segalanya.

Pontianak, 10 April 2025

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url